Monday, August 21, 2023

Diary Aruna: 22 Agustus 2023

 Hari ini, aku mau cerita tentang kejadian hari Minggu kemarin. Aruna, seperti biasa aku bawa main ke tempat main gratis di AEON Mall Tsukuba. Seperti biasa pula dia akan merangkak ke sana ke mari, mengejar anak-anak yang ada di sana karena disangka mereka adalah teman bermainnya. Tapi, kali ini, Aruna tidak lagi merangkak saja, kali ini, dia juga berjalan tertatih. Seperti Groot di episode pertama I am Groot kesukaan Aruna itu.


Biasanya, akan ada kakak-kaka yang gemas dengan Aruna dan mengajaknya main. Tapi kali ini berbeda. Kali ini Aruna bertemu dengan kakak yang judes dan menyebalkan. Aruna padahal hanya sedang berjalan ke arah display TV hanya ingin melihat anak-anak bermain tunyuk-tunyuk screen saja. Tapi Aruna didorong oleh satu kakak berbaju ungu. "Dame" katanya.


Sekali, aku masih bilang "Sumimasen", dua kali, masih ku sabar. Tiga kali, aku naik pitam. Eh cecunguk, anak gue ga salah apa-apa woy!!!!!


Huff!!!


Ternyata begini ya rasanya kesal karena anaknya dijahatin. Se-enggak terima ini. Dan sebagai ibuk yang pendendam, aku tandain muka anak dan ortunya. Lain kali kalau aku ketemu mereka lagi, akan aku balas!!! Hiiiihhhh kesaaaaal!!!

Sunday, August 13, 2023

Diary Aruna: 13 Agustus 2023

 Hari ini, kami kembali dari rumah obaachan-nya Aruna. Di mobil, Arunika sempat marah-marah karena aku menolak menyalakan Youtube untuk memutar lagu-lagu kesukaannya. Tapi aku bisa mengatasinya dengan menyanyikannya dan mengalihkan perhatiannya untuk bermain dengan Miong, boneka kucingnya, dan mainan drum yang didapat dari kakak Aki. 


Sesampainya di rumah, setelah membersihkan rumah dan Aruna main sendirian di mana aku dan bapaknya beberes, Aruna mandi bersamaku. Lalu Aruna aku berikan ASI, namun dia mengajarkan itu sejak dia berumur 10 bulan. Kupikir, Aruna ingin meminta menonton Youtube lagi. Kusetelkan Youtube karena kasihan dia menangis, tapi dia tetap menangis dan melakukan "please" lagi. Jangan-jangan dia lapar, pikirku. Karena memang dia belum makan sore. Saat itu, waktu masih menunjukkan jam 7 sore (sore karena ini musim panas, masih cukup terang di luar). 


Lalu, aku dudukkan di kursi makannya. Aruna tidak menolak. Memang lapar, pikirku. Lalu dia melakukan "please" kembali. Aku tahu dia ingin menonton Conan karena biasanya dia menonton Conan bareng kami ketika makan. Aku nyalakan laptop, tapi karena dasar laptop jadul, lama sekali. Aruna sudah gelisah, sementara aku harus bolak-balik ke dapur untuk menyiapkan makanan. Kami memang belum menyiapkan makanan karena biasanya kami menyiapkan makan malam di jam 8. Aruna sudah menangis karena kutinggal. Bapaknya sudah melakukan segala upaya agar Aruna diam, tatpi memang dia hanya bisa diam jika sudah memegangi badanku.


Setelah selesai membuatkan bubur tim instan, aku katakan pada Aruna supaya sabar. Aruna sudah tahu jika aku bilang sabar, maka dia akan mengelus dadanya. Dia sudah mengingat itu sejak usianya 10 bulan. Alhamdulillah, dia mengingat hal-hal yang baik. Dan karena saking laparnya, Aruna tak sabar ingin memakan bubur, tapi bubrunya masih panas. Teriaklah dia kembali. Aku coba untuk alihkan perhatiannya dengan menyetel lagu Nono chan alih-alih menyetel Conan. Rupanya, itu berhasil. Sembari aku meniup bubur, Aruna sembari bergoyang mengikuti alunan lagu Sara Rappu milik Nono chan kesukaannya.


Aruna mau makan!!! Aku senang sekali. Karena sudah 3 mingguan aku stress akibat Aruna susah makan. Mungkin karena 3 mingguan ini, gigi atas Aruna sedang tumbuh, sehingga dia keilangan nafsu makan. Tapi, seminggu terakhir ini, dia sempat makan seperti kesetanan, rakus sekali. Tapi kemudian tidak mau makan lagi. Jadi, sekarang aku pikir, apa karena timing makannya yang nggak selalu tepat ya? Selama ini, aku selalu memberikan makan di jam yang sama dengan kami. Hanya ditambah snack ketika jam 4 sore-an. Tapi rupanya makin besar, jam lapar dia semakin bergeser ya? Aku harus mulai lebih jeli lagi untuk menganalisa jam makan dia. 


Saat cerita ini dutulis, Aruna sudah tidur. Pulas sekali. Sepertinya kecapaian berat setelah perjalanan jauh dari sumah obaachan. Tidur nyenyak ya anakku. Besok kita jalan keliling kompleks rumah lagi ya sayang. Ibuk saya adek.

Thursday, August 3, 2023

Renungan Pagi Ini: Cukup dan Dicukupkan

Kemarin, seperti biasa aku ngajar di Starbucks. Seperti biasa pula, saya dan Aruna mengambil tempat di sofa tengah dekat counter. Biasa saja awalnya. Anak sekolahan yang baru pulang itu sedang nongkrong dengan teman-temannya. Dua siswa SMA asing dari Thailand atau Vietnam sedang asik mengulik lirik lagunya Eminem. Beberapa pekerja sedang rehat ngopi sambil berkutat dengan laptopnya. Dua orang ibu-ibu membawa bayi seumuran dengan Aruna sedang mengobrol di sofa sebelah. Sama seperti setiap kali saya ke sana. 


Hanya saja, yang menjadi berbeda adalah ketika di akhir jam ngajar, tepat saat murid saya hendak pulang, saya melihay ada sepasang suami istri memarkir sepeda usangnya lalu masuk ke dalam kafe. Istrinya sedikit berdandan, suaminya nampak sedikit berdandan juga. Sepertinya mereka meniatkan diri pergi ke kafe. Nampak dari pakaian yang mereka kenakan, mereka bukan tipikal orang Jepang yang berada. Saya taksir umurnya mungkin masih di pertengahan 40-an. Atau awal 50. Keduanya orang Jepang, keduanya berkulit gelap mengkilat khas terbakar matahari setiap hari, bukan hanya saat musim panas. 


Dengan canggung keduanya memesan es kopi. Saya perhatikan diam-diam, sepertinya memang keduanya jarang sekali pergi ke cafe seperti ini. Setelah membayar, mereka menuju ke kursi di belakang saya. Tepatnya di dekat pintu menuju ke arah toilet. Sembari menunggu minumannya jadi, si suami melihat sekeliling dengan takjub. Istrinya membuka handphone flip. Di jaman ini, untuk ukuran orang muda seumuran mereka, punya handphone flip itu sudah membuktikan bahwa keadaan ekonomi mereka di bawah rata-rata. 


Minumannya selesai, sang suami mengambilnya, lalu memberikannya kepada istrinya. Bersama dengan cinnamon roll yang sudah dipanaskan oleh mbak petugas kafenya. Saya masih memperhatian diam-diam, sembari pura-pura mengecek hape. Sang istri bilang minuman dan kuenya lezat. Lalu berterima kasih pada suaminya karena sudah mengajaknya ke Starbucks. Entah kenapa hati saya mak dheg. Dalam keterbatasan mereka, cinta itu tumbuh dengan sangat sederhana. 


Kafe selevel Starbucks di Jepang itu termasuk kafe murah. Buat saya murah. Saya, sebagaimana saya posisikan dengan level keuangan menengah turun bawah sedikit. Tapi ternyata, bagi suami istri itu termasuk mewah. Saya tahan air mata saya, tidak enak kalau dikira saya kenapa-kenapa, lagipula, bapaknya Aruna sudah nampak sedang berjalan menuju ke dalam kafe.


Sebelum saya pergi, saya pandangi sejenak sepasang suami istri itu. Lalu saya tersenyum tanpa mereka sadar kalau saya sedang tersenyum padanya. Satu doa kecil terpanjat untuk mereka, Tuhan, tolong jagalah cinta keduanya, dan kalau Engkau berbaik hati, tolong berikan rejeki yang lebih lagi untuk keduanya. Saya nggak tahan, Tuhan, dengan pemandangan itu. Rasanya tertampar karena saya rupanya masih sering kufur nikmat. Tapi, terima kasih Tuhan atas pemandangan itu. Terima kasih karena telah mengingatkan bahwa hidup saya saat ini sudha cukup dan Engkau cukupkan rejeki kami.







Tuesday, August 1, 2023

Satu Tahun Paramitha-ku

Paramitha Najwa Arunika, nama yang ibuk dan Papa sematkan untuk kamu, nak. Satu tahun yang lalu. Cepat banget rasanya ya. Sepertinya baru kemarin, ibuk kontraksi hebat berdarah, eh koq tahunya sudah setahun aja kamu. 




Nak, ibuk mungkin nggak kayak ibu-ibu lainnya yang meminta maaf karena belum menjadi ibu yang baik. Enggak, nak. Ibuk nggak akan minta maaf. Karena ibuk sudah sangat berusaha menjadi ibu yang selalu ada buat kamu. Lha gimana nggak selalu ada, nak, lhawong ibuk aja resign kerja demi kamu lho. Kalau ibuk nggak selalu ada, ibuk menelantarkan kamu berarti ya haha. Ibuk juga selalu memperhatikan gizi kamu, perkembangan kamu, kesehatan kamu, dan Ibuk pikir, Ibuk sudah memberikan kamu apapun yang terbaik, meski ya mungkin bukan dengan bahan terbaik karena itu mahal, tolong, mahal nak. 


Kenapa ibuk bilang gitu, nak? Karena ibuk mengapresiasi diri ibuk sendiri. Satu setengah tahun harus merubah pola pikir dari seorang pekerja menjadi full ibu rumah tangga itu berat, sayang. Ibuk sendiri bahkan sampai sekarang masih sering sedih ya, terutama kalau melihat teman-teman lain sudah punya karir tinggi, ibuk malah balik lagi ke titik nol. Teman-teman sudah punya finansial stabil, ibuk balik lagi ke titik minus. Tapi ya teman-teman ibuk punya anak juga koq. Makanya ibuk kadang sering sedih dengan nasib diri sendiri hahaha. 


Bapakmu juga sih, pakai acara pindah kota segala. Kan ibuk jadi susah ngelamar kerjanya hahaha. Yah, kadang sering sedih juga mikir, kenapa ibuk nggak sepintar yang lain gitu, jadinya kan suka kalah saing sama orang-orang bule dan yang jenius. Levelnya ibuk mah di kota kecil, bukan kota besar.  Tapi, ya sudah, karena takdirnya ibuk harus kembali ke titik minus, ibuk harus jalani. Tapi tenang ya, readers, karena aku tidak melampiaskan itu kepada Aruna, makanya aku tidak akan meminta maaf apapun kepada Aruna hohoho.


Nak sayang, tahu nggak? Kamu itu anugerah di tengah hidup Papa dan Ibuk yang sedang meniti karir ini. Ingat nggak kemarin kita dihina sama orang yang bernama FPM itu? Itu membuat ibuk sedih banget. Yaaa memang Papa dan Ibuk berangkat bukan dari keluarga kaya raya seperti keluarganya tante FPM ya haha, tapi setidaknya, Ibuk akan selalu berusaha mendidik kamu agar kamu nggak punya sifat seperti tante FPM, pokoknya enggak akan jadi kayak begitu, amit-amit jabang bayi, na'udzubillahimindzalik. 


Dan ditengah keterbatasan kami, kamu itu hadir menjadi penyejuk yang membuat Papa dan Ibuk tertawa riang di tengah penat. Tingkahmu itu lho nak, eneng-eneng ae. Sekarang kamu sudah senang menolak apapun ya. Menolak makan, menolak ASI, menolak jajan. Ibuk sampai pusing, kadang nangis kalau kamu menolak makan. Seperti kemarin, kamu menolak makan seharian lagi, sampai malam, Papa iseng nyuapin kamu pakai sumpit, eh lha koq mau hahaha. Ibuk sudah menangis seharian karena berat badan kamu turun 100 gram dari kemarin, ternyata maunya sumpit!!!!! Ngelus dada sambil tertawa ibuk ini.




Liat tuh!! Ibuk udah kusut, matanya bengkak menangisi mengapa dirimu tak mau makan, dikasih makan pakai sumpit langsung mau T_T. Mana matamu usil banget lagi, kayak seneng banget ya ngerjain ibuk T_T.


Di satu tahunmu ini, Papa dan Ibuk berikan kamu bukan hadiah mahal, kami tak punya duit bulan ini, nak. Soalnya bulan lalu kamu banting hape Papa dan hape Ibuk kan? Jadi kamu harus terima kalau uang tabungan Papa dan Ibuk harus dipakai untuk beli 2 hape sekaligus. 2 hape satu bulan loh, readers, luar biasa ya pengeluaran kami T_T. Mana cash lagi nggak bisa kredit gara-gara visa Ibuk tinggal 8 bulan. Papa juga kenapa nggak kredit aja malah gaya-gayaan cash. Hih si Papa ni, ga mau ribet di awal, tapi kan jadinya kita ngenes ini sebulan haha.



Jadi, kami belikan boneka kucing yang dipanggil sama Aruna, Miong. Aruna senang banget sama kucing. Karena tiap Ibuk bawa Aruna ke AEON, dan kita lewat Pet Shop, pasti Aruna akan teriak begitu liat kucing. Akhirnya, Papa bilang kenapa tidak dibelikan boneka kucing saja? Dan benarlah, anak ibuk ini sayang banget sama Miong ya. Ibu senang banget liat ekspresi Aruna ketika menerima Miong. Awalnya diam karena bingung apa, lalu kemudian teriak kencang menirukan suara kucing dan memeluk Miong seperti di foto atas. Sekarang, tiap malam harus banget tidur bareng Miong. Ayam Torchic dari om Adhia yang biasa dibawa tidur sudah ditendang haha, maaf ya Om.


Perjalananmu di dunia ini baru satu tahun ya nak sayang, tapi kamu sudah cukup banyak makan ketidakadilan di dunia. Belum lagi usia empat bulan sudah sarjana Covid haha, tolong jangan sampai ikut Master Covid ya nak, sedih ibuk lihat kamu sakit tu. Belum lagi kejedut-jedut, ketiban hape, ketampar kaki, kena gigi ibuk, aduh jan. Pantas saja setahun lalu kamu nggak mau keluar ya nak haha, rupanya kamu sudah tahu kalau dunia ini kejam ya, enak di dalam perut ibuk ya nak ya.


Tahun lalu, Aruna lahir 41 minggu, itu pun dipaksa lahirnya. Karena Aruna nyaman sekali di dalam perut sampai nggak mau keluar. Dokter harus pasang vakum untuk nyedot Aruna, Ibuk sampai rela kehilangan darah seliter. Udah gitu, Aruna lahir posenya kayak meh banget sinis haha. Kayak ngomong "Heh sapa nih berani ngeluarin gue dari tempat enak?"




Harapan Papa dan Ibuk adalah, seperti namamu, Paramitha Najwa Arunika, semoga hidupmu akan selalu indah, seindah arunika. Kita berjuang bareng lagi ya.


Salam sayang dari Ibuk, nak. Selamat ulang tahun.


Sunday, June 11, 2023

Balada Toko Roti Terenak, Katanya

Semenjak Ai pindah ke kota ini, Ai sering bertanya kepada tetangga sekitar tentang rekomendasi makanan apa yang patut Ai coba. Berkali-kali juga mereka merekomendasikan satu toko kue yang lokasinya cuma selemparan batu dari rumah. Toko roti itu sangat terkenal, katanya. Sampai-sampai diliput TV lokal kota dan TV lokal kota besar tetangga, sebut saja Tokyo. Katanya, roti buatan toko ini sangat lezat dan paling enak di kota ini.


Karena penasaran, Ai dan suami lalu menyambangi tokonya. Membeli beberapa macam roti buatannya. Lalu, apa kata kami? Ternyata rotinya kurang enak di lidah kami. Teksturnya sangat keras dan hampir tidak bisa digigit oleh gigi 30 tahun kami. Bahkan, roti kacang walnut kesukaan suami yang biasa beli di toko roti di Gifu saja suami sampai memuntahkannya karena saking kerasnya digigit. Kami berpikir, mungkin bukan ini yang menjadi favorit. 


Masih belum kapok, kami kembali ke toko tersebut dan memilih beberapa macam roti yang berbeda dari sebelumnya. Kami mencoba apa yang menjadi penjualan paling laris di toko itu, yaitu croissant. Lalu, apa kata kami? Ternyata, kami juga tidak menyukai croissant buatan toko ini. Croissantnya terlalu alot dan melawan ketika digigit, seperti makan daging rendang yang berotot. Ditambah, butter yang digunakan sepertinya sudah lama sehingga baunya apek. Saya tidak pernah mencium bau butter seapek itu digunakan di sebuah roti. 


Croissant

Kami sangat kecewa. Tapi, tentu saja, ada setidaknya 4 macam roti yang menurut kami lezat, meskipun keempatnya bukan merupakan penjualan terlaris. Lalu kami menengok sejenak ke belakang ketika masih tinggal di Gifu. Rasanya, roti-roti yang dijual di banyak toko roti sekitaran Gifu ini jauh masih lebih diterima oleh lidah kami dibanding di sini. Tapi suami berpikir lain, dia bilang, mari kita coba toko roti yang lain, mungkin saja bisa menemukan hidden gem.


Lalu, selama satu tahun ini kami berkeliling dari satu toko ke toko lain. Ya, kami menemukan beberapa jenis roti favorit di tiap toko per toko. Tapi, kami kembali dengan satu kesimpulan, ternyata, memang toko roti di dekat rumah itu masih lebih baik daripada toko roti lain di sekitaran. Kami tertawa berdua ketika membahasnya. Pantas saja, toko roti itu dibilang paling enak dan selalu laris dikunjungi warga.


Pelajaran yang kami ambil adalah, mungkin saja karena kami sudah terbiasa memakan roti dengan kualitas yang enak di lidah kami selama kami tinggal 10 tahun di Gifu, sehingga ketika pindah ke tempat baru, kami merasa asing dengan rasa baru yang tersaji. Bisa jadi, jika kami tinggal sejak awal di Tsukuba ini, mungkin kami akan menilai bahwa toko roti dekat rumah ini juga adalah toko roti yang paling enak. Dan sebaliknya, ketika pindah di Gifu, mungkin kami juga malah menilai bahwa toko roti di seputaran Gifu kurang enak.


Ternyata, semua ini hanya persoal perspektif saja, ya. Dan lidah juga punya perspektifnya sendiri. Apa yang kita selalu dapatkan akan terasa paling tinggi nilainya dibanding dengan hal baru yang ada di depan mata. Penilaian kita akan berubah, ketika kita sudah terbiasa dengan hal baru tersebut. Yah, namanya juga manusia, sukanya selalu ada di zona nyaman. 


Begitulah cerita Ai mengenai toko roti dekat rumah. Terima kasih sudah menyempatkan diri membacanya.



Sunday, April 23, 2023

Selain Hachiko, Ini Dia Rekomendasi Tempat Main di Shibuya

Hi readers, ketika mendengar kata Shibuya, pasti di pikiran langsung teringat patung Hachiko. Betul sekali, bahkan banyak loh turis yang kecewa ketika datang ke Jepang karena mendapati patung Hachiko hanya "gitu doank" meski sebelumnya sudah diwanti-wanti oleh guidenya kalau patung Hachiko memang "gitu doank". Meskipun hanya "gitu doank", tak dipungkiri bahwa sejarah patung Hachiko masih sangat mengena untuk semua orang di dunia. Sehingga, tak salah lagi jika patung Hachiko masih menjadi obyek wisata populer.


Agar perjalanan ke Shibuya bisa maksimal abis dan tidak kecewa dengan imej "gitu doank", berikut Ai bagikan rekomendasi tempat-tempat asyik di Shibuya yang bisa kita kunjungi.


Rekomendasi Tempat Main di Shibuya


Shibuya adalah kota yang cukup istimewa. Selain Patung Hachiko yang dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada anjing bernama Hachiko karena kesetiaannya terhadap sang tuan, Shibuya merupakan daerah pusat keuangan Tokyo. Maka tak heran jika persimpangan Shibuya sangat dikenal dengan kesibukannya yang kelewat luar biasa.


Shibuya Crossing, perempatan super sibuk

1. Shibuya Sky


Shibuya Sky adalah sebuah tower sengan ketinggian sekitar 280 meter dengan pemandangan 360 derajat dari observation deck yang bisa kita kunjungi. Kita bisa melihat dengan jelas persimpangan Shibuya Crossing yang terkenal itu. Untuk datang ke sini, pengunjung dewasa harus membayar tiket sebesar 1800 yen. 


Pemandangan dari Shibuya Sky Observation Deck


Pemandangan malam dari Shibuya Sky


Tangga berjalan menuju ke Observation Deck Shibuya Sky

Apa yang bisa dilakukan di Shibuya Sky?


Selain menikmati pemandangan kota Shibuya dari atap Shibuya Sky, kita disuguhkan dengan seni bangunan yang indah di dalam gedung towernya sendiri. Selain itu, kita bisa pula menikmati foto dan lukisan dalam Sky Galeri yang ada di dalamnya. Tak lupa melamun sambil tiduran menghitung awan di atas Hammock yang tersedia di atap. Selengkapnya, silakan menuju ke website resmi dari Shibuya Sky untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.


2. Loft Shibuya


Bagi pecinta alat tulis, produk kantor dan stasioneri, Loft Shibuya adalah surga yang tak boleh dilewatkan. Dengan 7 lantai dan lebih dari 80000 produk, Loft Shibuya menjadi Loft terbesar di Jepang. Dan jangan khawatir, apabila readers lelah berkeliling, ada cafe di dalamnya untuk bersantai sebentar sebelum melanjutkan perburuan belanjaan atau oleh-oleh.


Ini hanya satu pojokan saja loh

3. Pokemon Center Shibuya


Bagi readers pecinta Pokemon, mengunjungi Pokemon Center selama di Jepang adalah sebuah keharusan. Berbagai Pokemon Center di Tokyo bisa menjadi pilihan, salah satunya adalah Pokemon Center di Shibuya. 


Pintu masuk Pokemon Center Shibuya

Pokemon Center Shibuya terletak di dalam pusat perbelanjaan bernama PARCO. Tepatnya di lantai 6. Di pintu masuk, kita akan disambut dengan patung MewTwo di dalam tabung kaca berisi air yang mirip seperti MewTwo ketika di laboratorium di animenya. Jangan lupa untuk membeli boneka Pikachu khas Tokyo. Karena di setiap Pokemon Center di kota yang berbeda, boneka Pikachunya mempunyai khas yang berbeda.


4. Tower Records Shibuya


Bagi para pecinta musik, Tower Records adalahs alah satu tempat rekomendasi untuk dikunjungi. Terlebih Tower Records Shibuya. Di sini, readers bisa menikmati musik dan membeli CD/DVD musik terutama bagi para penggemar musik Jepang.


Tower Records Shibuya, salah satu yang terbesar di Jepang


5. Miyashita Park


Miyashita Park adalah sebuah kompleks perbelanjaan yang berbentuk taman sepanjang 330 meter. Terdiri dari dua blok: South Block dan North Block, Miyashita Park mempunyai taman di rooftop seluas 10000 meter persegi. Di sini, kita bisa berjalan santai menikmati pemandangan kota dari taman atas, art galery, bermain di padang rerumputan, dan belanja di cafe atau toko yang ada di dalamnya.


Penampakan Miyashita Park dari atas

Di dalam Miyashita Park, terdapat KitKat Chocholatory yang baru saja dibuka. Bagi readers pecinta KitKat, sangat disarankan untuk mengunjungi tempat ini karena tentu saja KitKat di Jepang mempunyai banyak varian rasa yang tidak akan ditemukan di negara lain.


Dalamnya KitKat Chocholatory


Miyashita Park juga merupakan pusat perbelanjaan dan restoran yang bisa kita jadikan tempat tujuan pemberhentian ketika lelah berjalan mengelilingi Shibuya. 

Di samping itu, Shibuya juga merupakan tempat asik untuk berbelanja. berbagai mall seperti Shibuya 109, Shibuya Hikarie, Shibuya Stream, dan Shibuya Mark City juga bisa menjadi tempat window shopping yang menyegarkan. Jadi, kunjunganmu ke Shibuya tidak akan sekedar "gitu doank". 

Selamat berjalan-jalan!!

Monday, February 20, 2023

Alasan Orang Jepang Sering Split Bill

 Halo readers, apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya. 


Pernah nggak sih kepikiran memgapa orang Jepang suka split bill?


sumber


Beberapa waktu lalu, Ai mempunyai janji untuk makan sushi bareng teman lama Ai di Gifu dulu, namanya Irina. Dia baru saja kembali dari postdoc di Perancis dan sekarang dia tinggal satu kota dengan Ai. Tempat kerjanya tepat di seberang komplek perumahan Ai. Lalu di jam istirahat makan siang, kami bertemu di restoran sushi seberang jalan.


Pada saat membayar, Irina yang mentraktir. Hal ini sebetulnya biasa untuk kami. Dulu di Gifu, kadang kita sering bergantian mentraktir jika sedang makan bersama. Biasa saja, namanya juga teman. Just no occasion


Sampai di rumah, saya menceritakan hal itu kepada mamas. Lalu mamas terkejut. 

"Koq malah Irina yang mentraktir?"

Saya jawab sebagaimana adanya karena hal ini sudah menjadi hal yang biasa untuk kami. Lalu mamas kembali menimpali,

"Kalian teman baik kan?"

Saya timpali,

"Iya, kami berteman baik, kenapa?"


Rupanya, menurut mamas, dalam budaya bersosialisasi di Jepang ini, tidak lazim antara teman saling mentraktir apabila tidak ada sebuah kepentingan. Kepentingan dalam hal ini adalah, misalkan dimintai tolong yang benar-benar sangat merepotkan seperti membantu angkat-angkat barang ketika pindahan, membantu menguruskan dokumen, membantu merawat ketika sakit, dan sebagainya. 


Orang yang mentraktir biasanya adalah yang mempunyai kedudukan lebih tinggi. Orang tua, misalnya, atau bos dan supervisor. Sehingga apabila dalam keadaan tidak ada kepentingan, mentraktir teman itu seperti menunjukkan bahwa dirinya mempunyai status lebih tinggi. Sehingga orang yang ditraktir akan merasa bahwa statusnya rendah, atau bahkan merasa direndahkan karenanya.


Oleh karena itu, sesama teman di Jepang biasanya tidak saling mentraktir jika tidak ada sebuah alasan kuat. Hal itu juga terjadi pada hubungan percintaan. Mengapa cowok jarang membayari makan ceweknya ketika kencan, adalah karena dia justru memikirkan perasaan ceweknya agar tidak merasa direndahkan karena dibayari. Meskipun praktek ini sudah lama, namun akhir-akhir ini banyak cewek Jepang yang "menuntut" dibayari ketika kencan juga.


Tapi, berbeda jika ada perayaan ulang tahun atau kelulusan. Biasanya, dalam sebuah pesta makan bersama di restoran, pihak yang sedang berulang tahun atau yang lulus itu justru yang akan ditraktir. Sedangkan di Indonesia, malah yang berulang tahun yang diminta mentraktir, ya. Hal ini, bukan berarti teman-temannya merendahkan si yang ditraktir (yang berulang tahun dan yang lulus), namun hal ini adalah bentuk penghargaan kepada si yang sedang ditraktir atas pencapaiannya, baik umurnya maupun kelulusannya itu.


Jadi, readers, kalau mau mentraktir orang Jepang, ada baiknya bertanya dulu apakah dia tidak keberatan dengan ditraktir atau keberatan. Salah-salah, nanti dia malah jadi kepikiran merasa direndahkan, atau kepikiran bagaimana cara mengembalikannya. Nah, ngomong-ngomong soal mengembalikan ini, ada budaya di Jepang lagi tentang hal ini loh. Kita akan bahas di postingan selanjutnya yaa..


Sehat selalu ya, readers.