Tuesday, August 1, 2023

Satu Tahun Paramitha-ku

Paramitha Najwa Arunika, nama yang ibuk dan Papa sematkan untuk kamu, nak. Satu tahun yang lalu. Cepat banget rasanya ya. Sepertinya baru kemarin, ibuk kontraksi hebat berdarah, eh koq tahunya sudah setahun aja kamu. 




Nak, ibuk mungkin nggak kayak ibu-ibu lainnya yang meminta maaf karena belum menjadi ibu yang baik. Enggak, nak. Ibuk nggak akan minta maaf. Karena ibuk sudah sangat berusaha menjadi ibu yang selalu ada buat kamu. Lha gimana nggak selalu ada, nak, lhawong ibuk aja resign kerja demi kamu lho. Kalau ibuk nggak selalu ada, ibuk menelantarkan kamu berarti ya haha. Ibuk juga selalu memperhatikan gizi kamu, perkembangan kamu, kesehatan kamu, dan Ibuk pikir, Ibuk sudah memberikan kamu apapun yang terbaik, meski ya mungkin bukan dengan bahan terbaik karena itu mahal, tolong, mahal nak. 


Kenapa ibuk bilang gitu, nak? Karena ibuk mengapresiasi diri ibuk sendiri. Satu setengah tahun harus merubah pola pikir dari seorang pekerja menjadi full ibu rumah tangga itu berat, sayang. Ibuk sendiri bahkan sampai sekarang masih sering sedih ya, terutama kalau melihat teman-teman lain sudah punya karir tinggi, ibuk malah balik lagi ke titik nol. Teman-teman sudah punya finansial stabil, ibuk balik lagi ke titik minus. Tapi ya teman-teman ibuk punya anak juga koq. Makanya ibuk kadang sering sedih dengan nasib diri sendiri hahaha. 


Bapakmu juga sih, pakai acara pindah kota segala. Kan ibuk jadi susah ngelamar kerjanya hahaha. Yah, kadang sering sedih juga mikir, kenapa ibuk nggak sepintar yang lain gitu, jadinya kan suka kalah saing sama orang-orang bule dan yang jenius. Levelnya ibuk mah di kota kecil, bukan kota besar.  Tapi, ya sudah, karena takdirnya ibuk harus kembali ke titik minus, ibuk harus jalani. Tapi tenang ya, readers, karena aku tidak melampiaskan itu kepada Aruna, makanya aku tidak akan meminta maaf apapun kepada Aruna hohoho.


Nak sayang, tahu nggak? Kamu itu anugerah di tengah hidup Papa dan Ibuk yang sedang meniti karir ini. Ingat nggak kemarin kita dihina sama orang yang bernama FPM itu? Itu membuat ibuk sedih banget. Yaaa memang Papa dan Ibuk berangkat bukan dari keluarga kaya raya seperti keluarganya tante FPM ya haha, tapi setidaknya, Ibuk akan selalu berusaha mendidik kamu agar kamu nggak punya sifat seperti tante FPM, pokoknya enggak akan jadi kayak begitu, amit-amit jabang bayi, na'udzubillahimindzalik. 


Dan ditengah keterbatasan kami, kamu itu hadir menjadi penyejuk yang membuat Papa dan Ibuk tertawa riang di tengah penat. Tingkahmu itu lho nak, eneng-eneng ae. Sekarang kamu sudah senang menolak apapun ya. Menolak makan, menolak ASI, menolak jajan. Ibuk sampai pusing, kadang nangis kalau kamu menolak makan. Seperti kemarin, kamu menolak makan seharian lagi, sampai malam, Papa iseng nyuapin kamu pakai sumpit, eh lha koq mau hahaha. Ibuk sudah menangis seharian karena berat badan kamu turun 100 gram dari kemarin, ternyata maunya sumpit!!!!! Ngelus dada sambil tertawa ibuk ini.




Liat tuh!! Ibuk udah kusut, matanya bengkak menangisi mengapa dirimu tak mau makan, dikasih makan pakai sumpit langsung mau T_T. Mana matamu usil banget lagi, kayak seneng banget ya ngerjain ibuk T_T.


Di satu tahunmu ini, Papa dan Ibuk berikan kamu bukan hadiah mahal, kami tak punya duit bulan ini, nak. Soalnya bulan lalu kamu banting hape Papa dan hape Ibuk kan? Jadi kamu harus terima kalau uang tabungan Papa dan Ibuk harus dipakai untuk beli 2 hape sekaligus. 2 hape satu bulan loh, readers, luar biasa ya pengeluaran kami T_T. Mana cash lagi nggak bisa kredit gara-gara visa Ibuk tinggal 8 bulan. Papa juga kenapa nggak kredit aja malah gaya-gayaan cash. Hih si Papa ni, ga mau ribet di awal, tapi kan jadinya kita ngenes ini sebulan haha.



Jadi, kami belikan boneka kucing yang dipanggil sama Aruna, Miong. Aruna senang banget sama kucing. Karena tiap Ibuk bawa Aruna ke AEON, dan kita lewat Pet Shop, pasti Aruna akan teriak begitu liat kucing. Akhirnya, Papa bilang kenapa tidak dibelikan boneka kucing saja? Dan benarlah, anak ibuk ini sayang banget sama Miong ya. Ibu senang banget liat ekspresi Aruna ketika menerima Miong. Awalnya diam karena bingung apa, lalu kemudian teriak kencang menirukan suara kucing dan memeluk Miong seperti di foto atas. Sekarang, tiap malam harus banget tidur bareng Miong. Ayam Torchic dari om Adhia yang biasa dibawa tidur sudah ditendang haha, maaf ya Om.


Perjalananmu di dunia ini baru satu tahun ya nak sayang, tapi kamu sudah cukup banyak makan ketidakadilan di dunia. Belum lagi usia empat bulan sudah sarjana Covid haha, tolong jangan sampai ikut Master Covid ya nak, sedih ibuk lihat kamu sakit tu. Belum lagi kejedut-jedut, ketiban hape, ketampar kaki, kena gigi ibuk, aduh jan. Pantas saja setahun lalu kamu nggak mau keluar ya nak haha, rupanya kamu sudah tahu kalau dunia ini kejam ya, enak di dalam perut ibuk ya nak ya.


Tahun lalu, Aruna lahir 41 minggu, itu pun dipaksa lahirnya. Karena Aruna nyaman sekali di dalam perut sampai nggak mau keluar. Dokter harus pasang vakum untuk nyedot Aruna, Ibuk sampai rela kehilangan darah seliter. Udah gitu, Aruna lahir posenya kayak meh banget sinis haha. Kayak ngomong "Heh sapa nih berani ngeluarin gue dari tempat enak?"




Harapan Papa dan Ibuk adalah, seperti namamu, Paramitha Najwa Arunika, semoga hidupmu akan selalu indah, seindah arunika. Kita berjuang bareng lagi ya.


Salam sayang dari Ibuk, nak. Selamat ulang tahun.



EmoticonEmoticon