Sunday, June 23, 2019

Rejeki itu Tidak Selalu Berupa Uang

Jaman saya masih lebih muda dari sekarang, saya selalu beranggapan bahwa rejeki adalah uang. Maka jika saya berdoa kepada Tuhan tentang rejeki, yang saya harapkan adalah,

"Tuhan, beri saya banyak uang"


Ternyata saya salah.

Selama ini, saya berdoa agar Tuhan memberikan banyak saya rejeki, tapi saya nggak banyak uang juga, terkadang saya sedikit kecewa. Ternyata saya kufur nikmat.

Akhir-akhir ini, setelah melalui banyak curhatan teman, saya seperti tertampar dengan keadaan. Tuhan telah memberi saya rejeki yang banyak sekali.

Lalu, apa saja rejeki itu?


Kesehatan


Kesehatan adalah hal yang pertama dan utama. Saya merasakan betapa saya bersyukur dengan kesehatan saya. Saya masih diberi akal sehat, lebih sehat mental dari sebelum-sebelumnya, saya masih diberikan fisik yang kuat, meski kadang masuk angin. Namun secara keseluruhan, fisik dan mental saya sehat.

Hidup di Jepang, kesehatan dijamin dengan adanya asuransi meski bayar asuransinya kemahalan. Setiap kali kita ke dokter, kita akan mendapatkan potongan 70% dengan adanya asuransi tersebut. Bayangkan saja, ketika om saya datang ke Jepang dan ke rumah sakit, beliau kena charge sekitar 10.000 yen.  Sedangkan saya, untuk keluhan masuk angin yang sama, hanya kena sekitar 500 yen.

Saya juga diberi rejeki dari asuransi untuk merawat gigi saya. Hal yang saya jarang lakukan di Indonesia. Ternyata, sikat gigi sering-sering itu tidak cukup. Banyak perawatan gigi yang semakin bertambah umur, semakin diperlukan. Contohnya saja, gigi bungsu. Saya tidak perlu repot-repot mencabut gigi bungsu karena di sini, dokter memberikan perawatan dan tips bagaimana cara supaya gigi bungsu tidak menabrak gigi yang lain.

Dengan adanya perawatan gigi, setiap puasa, saya jadi lebih pede. Karena rupanya, bau mulut saat puasa bukan hanya berasal dari lambung kita, melainkan juga dari sela-sela gigi kita. Rajin mengunjungi dokter gigi untuk melakukan pembersihan kotoran di sela-sela gigi adalah salah satu cara menghilangkan bau mulut.

sumber

Kesehatan juga termasuk akal sehat dan mental yang kuat. Saya harus mulai mengakui bahwa tahun-tahun sebelumnya, saya terkena serangan anxiety attack, depresi, dan hubungan percintaan yang tidak sehat. Rejeki yang Tuhan beri pada saya tahun ini adalah, saya berhasil untuk keluar dari sakit mental tersebut.

Itu adalah sedikit dari rejeki kesehatan yang Tuhan beri.

Pekerjaan


Apa yang tidak lebih baik dari sebuah pekerjaan impian? Terlebih lagi, combo impian. Saya bermimpi untuk pergi ke Jepang, saya pernah bercita-cita menjadi guru TK, saya pernah berkeinginan menjadi guru bahasa Inggris. Lalu Tuhan mengabulkannya menjadi guru bahasa Inggris di TK di Jepang. The best!!

Percintaan


Punya pasangan yang sangat mendukung cita-cita, karir dan polah saya yang seperti anak-anak ini adalah rejeki yang sangat luar biasa.



Keluarga


Punya keluarga yang bahagia dan mendukung setiap langkah kita meski sering ditekan untuk segera menikah, adalah rejeki yang Tuhan berikan untuk kita. Bayangkan saja, tidak banyak orang tua yang ikhlas melepas anak gadisnya pergi sejauh-jauhnya dari rumah. Saya bersyukur Tuhan beri saya rejeki dilahirkan dan dibesarkan orang tua saya. Meski dulu kami pernah kekurangan.

Hari libur yang menyenangkan


Ini adalah rejeki yang sangat penting. Tidak ada hari libur yang lebih baik dari libur yang bisa seharian tidur di rumah sambil nonton Netflix. Tidak ada.

Rasa aman


Jangan salah, rasa aman juga merupakan rejeki dari Tuhan. Bagaimana nikmatnya kita tidur dengan nyaman di malam hari, atau pulang dari lab di tengah malam menjelang pagi tanpa gangguan orang jahat atau jin, kita hidup di daerah bukan konflik, itu semua adalah rejeki Tuhan.

Lalu, apa lagi yang harus kita kecewakan dari rejeki Tuhan?

Maka dalam Al Quran, ayat "nikmat Tuhan yang mana kah yang kamu dustakan" mengalami perulangan beberapa kali. Mengapa? Untuk mengingatkan kita bahwa Tuhan telah memberi kita begitu banyak nikmat, rejeki dan kemudahan dalam menjalani hidup.



Lalu, apakah kita masih akan terus kufur nikmat?

Bersyukurlah akan rejeki Tuhan. Bersyukurlah.

Masalah memang akan terus ada. Justru kalau kamu merasa hidupmu tidak bermasalah, maka dirimulah yang sesungguhnya bermasalah. Coba tanya ke temanmu, apakah kamu menyebalkan?





EmoticonEmoticon