Thursday, June 6, 2019

Oyster dan Barnacle (boys) di Miyajima

Halo readers, sudah lama sekali saya tidak berbagi cerita disini. Maklum saja, Wattpad dan Quora menyita perhatian saya hingga saya terlupa untuk menulis pada tempat yang sudah saya besarkan sendiri.

Duh, jadi ngelantur.

Baik, mari kita kembali ke topik.

Golden Week tahun ini, saya berkesempatan mengunjungi Hiroshima. Salah satu obyek wisata yang saya kunjungi adalah Itsukushima Island, atau yang lebih dikenal sebagai Miyajima.

redmomiji.com/miyajima
Itsukushima Shrine Gate


Salah satu yang terkenal di Miyajima adalah Itsukushima torii atau Shrine Gate yang berlokasi di pinggir pantai. Kita bisa berjalan ke arahnya ketika surut dan harus segera kembali ke daratan ketika pasang.

Kuil ini menjadi salah satu situs yang dilindungi oleh UNESCO, loh.

Untuk sampai di pulau ini, kita harus menaiki kapal ferry dari Hiroshima port. Dalam perjalanan di kapal ferry, saya dikisahkan banyak hal tentang Hiroshima oleh teman saya, Mas Wahyudin dan Mas Ginting.

redmomiji.com/miyajima-ferry
Kapal ferry yang mengangkut kami

Satu hal yang menarik adalah, bahwa Hiroshima tidak selalu tentang momiji manju. Tetapi juga oysters.

Karena gambar oysters saya ditolak,
maka saya upload gambar dari matcha-jp.com

Hiroshima Oysters


Hiroshima rupanya memproduksi 58% dari seluruh total produksi oysters di Jepang. Hal ini sudah berlangsung selama lebih dari 400 tahun lamanya.

Teluk Hiroshima mempunyai arus yang tenang, sehingga sangat cocok digunakan untuk budidaya oysters. Dalam perjalanan saya menuju Miyajima, saya melihat banyak sekali keranda budidaya oyster.

redmomiji.com/oysterfarm
Oyster Farm in Hiroshima Bay

Musim dingin adalah waktu yang tempat untuk memulai pengumpulan kerangka. Oyster muda diikat dengan menggunakan tali kemudian diletakkan di bawah papan-papan seperti di gambar tersebut. Gunanya adalah untuk memancing oyster lain untuk menempel dan berkumpul di sekitar tali.

Contohnya bisa dilihat dalam video ini.

Oyster berkembang dari musim ke musim hingga musim gugur adalah saat yang tepat untuk memanen. Ketika musim panen, papan-papan itu akan dibuka dengan bantuan kapal.

Namun, rupanya budidaya ini bukannya tanpa halangan. Makanan yang digunakan untuk memancing oyster muda untuk berkumpul pada tempat yang sudah disediakan, bukan hanya dimakan oleh oyster, tetapi juga barnacle.


Oh, bukan Barnacle boy yang ini.

Barnacle boys di Miyajima


Barnacles merupakan makanan pokok bagi burung-burung yang ada di pantai, sehingga masih ada dalam rantai makanan. Hanya saja, kehadirannya ibaratkan rumput liar pada tanaman, tidak diinginkan oleh peternak oyster.

redmomiji.com/miyajima-barnacles
Barnacle boys yang melekat pada gerbang kuil Miyajima


Akibatnya, produksi oyster dapat terganggu. Di samping itu, orang Jepang tidak mengonsumsi barnacles seperti orang Spanyol. Pun juga tidak memanen barnacles.

Sayangnya, waktu saya berkunjung di Miyajima masih kurang lama. Lain kali, saya akan bercerita lebih banyak lagi mengenai Miyajima. Berikut adalah beberapa gambar yang kami ambil dalam perjalanan saya berkeliling Itsukushima Shrine di Miyajima.

Hiroshima Steamed Bun
Ada varian sapi, anago dan oyster

Itsukushima Shrine Gate

Kayu yang digunakan sebagai penyangga toori
Umurnya sudah 1000 tahun

Saya menikmati oyster


Saya kegendutan di depan toori


Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Itsukushima_Shrine
http://visithiroshima.net/world_heritage/itsukushima/miyajima.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Barnacle
https://scialert.net/fulltextmobile/?doi=rjes.2007.324.330
https://www.hiroshima-navi.or.jp/en/special/burari/201803_01/
http://www.kunihiro-jp.com/eg/about/index.html


EmoticonEmoticon