Monday, May 8, 2017

Pelayanan Servis yang Jujur di Jepang


Pelayanan servis jasa di jepang yang jujur dan berkualitas


Hari ini saya ingin bercerita tentang pengalaman hari kemarin. Sebenarnya sudah lama sekali ingin berbagi tentang pelayanan jasa di Jepang. Tapi entah kenapa selalu malas untuk menulis di blog, dan hanya dibagikan ke sosial media seperti facebook atau twitter. Namun, saya rasa, masyarakat Indonesia harus tahu bahwa meskipun Indonesia dibilang ramah, namun dalam segi pelayanan servis, Indonesia termasuk TIDAK RAMAH. 



Inilah beberapa pelayanan servis yang dilakukan oleh orang Jepang, yang jaraang sekali ditemui di Indonesia:

1. Customer Service yang selalu ramah

Saya pernah pagi-pagi sekali harus ke bank karena mengejar kuliah di jam 10 hingga sorenya. Maka saya berangkat ke bank tepat pas jam buka bank, bahkan mengantri sebelum pintu banknya terbuka. Dan saya mendapati seorang customer service dengan mata bengkak tanda habis nangis semalaman. Namun, saya mengagumi mbaknya yang begitu profesional, bahkan melayani saya yang nggak paham juga apa yang mbaknya katakan. Dengan tanpa emosi, dengan tetap senyum meski mungkin hatinya sedang terluka dalam. Begitu sabar.

Namun, sayang sekali, banyak keluhan akhir-akhir ini, bahkan dari masyarakat jepang sendiri, bahwa semakin banyak orang asing yang dipekerjakan sebagai customer service, yaitu dengan tujuan memudahkan orang asing dalam pelayanan. Namun, budaya ramah tersebut semakin menghilang, budaya memberikan pelayanan dengan senyum dan sabar sudah tidak nampak lagi. Mungkin karena perbedaan budaya di negara asing dan Jepang. Hal ini membuat konsumen mengeluh perihal kenyamanan dalam pelayanan.

Saya sendiri pernah suatu ketika saya pergi ke Osaka di sebuah pusat perbelanjaan besar, Don Quijote. Karena saya baru pertama kali, saya bertanya pada salah satu staffnya. Biasanya, kalau orang jepang, akan melayani dengan ramah dan senyum, tapi kebetulan ini staffnya orang asing. Lantas, yang saya amajing sekali adalah ketika saya bertanya dimana tempat lipstik. Saya tanya pakai bahasa Jepang, dia hanya menjawab "ha??", 

Saya ulang sekali lagi dimana lipstik (kuchibeni no tokoro ha doko desu ka?) , dan jawaban dia masih "ha?".

 Lantas saya tanya pakai bahasa Inggris berulang-ulang (where I can found lipstick? where is lipstick's place here? where is lipstick? lipstick?), jawaban dia masih sama. 

Akhirnya saya tanya "can you speak English? Eigo?" dia gelagapan, saya bilang, ök, nihongo?", dia bilang ok. Lalu saya tanya sekali lagi "kuchibeni ha doko desu ka?" (dimana lipstick?) dia masih bingung. 

Karena sedikit kesal, saya akhirnya pakai bahasa tubuh sambil bilang "kuchibiru (nunjuk mulut) no iro (sambil memeragakan gaya orang pakai lipstick) doko (sambil memeragakan gaya menanyakan dimana sambil mengangkat tangan ke alis mata)" baru dia ngerti. Tapi bukan dengan senyum ramah dijawabnya, namun dengan nada yang sangat ketus dan meninggalkan saya begitu saja. 

Akan berbeda halnya apabila orang jepang. Orang jepang akan kemudian mengantarkan saya sampai ke tempatnya. Saya merasakan sendiri servis seperti ini berkali-kali. Padahal kita memang bisa pergi sendiri ke lantai sekian misalkan. Namun, dalam servis jepang, mereka akan mengantar kita sampai ke depan rak barang yang kita cari. Coba kalau di Indonesia, pelayan toko cuma berdiri di depan sambil ngasih arah doank.

2. Servis di Jepang itu detail dalam pelayanan


Ketika saya mencari tas Anelo yang katanya lagi ngetren di Indonesia untuk tamu saya, saya tanya ke tempat tas. Tidak semua toko tas menyediakan tas Anelo. Dan setiap kali saya nanya ke tokonya, pasti dijawab dengan senyum ramah. Jika mereka tidak mengerti bahasa saya, mereka akan meminta saya mengatakan dengan pelan dan menjawabnya dengan pelan dan dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti oleh orang asing. Orang jepang pun tidak akan segan mengecek stok ke dalam dan meminta kita untuk menunggu, sedangkan dia ngeceknya lama sekali, dan akan meminta maaf dengan membungkukkan badan karena kita telah menunggu lama. Dan akan meminta maaf lagi apabila barangnya ternyata tidak ada. Sedangkan kita di Indonesia, meski barangnya di gudang ada, namun malas sekali untuk mengecek. Kadang staff toko sering dengan mudah bilang tidak ada.

3. Servis di Jepang itu mengutamakan kenyamanan pelanggan

Jika kita pergi ke toko baju di Jepang, tidak akan pernah dibuntuti oleh pelayannya. Serius. Karena orang jepang sendiri akan merasa tidak nyaman untuk memilih baju. Memang, kita akan lama sekali dalam memilih baju. Belum lagi memilih ukurannya. Wajar apabila kita akan berdiri lama di satu tempat. Namun, hal itu bukan berarti kita akan mencuri kan? Sedangkan di Indonesia, sangat tidak nyaman berbelanja di toko baju karena sering diikuti dan diawasi oleh pelayannya.

4. Servis di Jepang itu jujur

Saya ingin berbagi pengalaman yang di Indonesia saya tidak mendapatkannya. Pertama, untuk masalah kacamata. Saya pernah beberapa kali masuk ke toko kacamata. Dari yang sedang paket diskon murah banget hingga tidak ada diskon. Jawabannya sama. Saya diperiksa matanya, lantas didapati bahwa saya katanya CUMA minus 1 dan 1.25. Mereka tidak memaksa saya untuk membeli kacamata mereka yang mana sudah pasti menguntungkan bagi tokonya, bukan? Namun mereka bilang dengan jujur "kamu belum membutuhkan kacamata, coba pakai obat tetes mata saja jika mata terasa mulai lelah". Oh Wow. Saya jadi teringat ketika saya periksa mata di Indonesia. Waktu itu, saya CUMA minus 0.25 dan 0.5, taoi, oleh toko kacamatanya sudah diminta untuk memakai kacamata. Padahal di Jepang, mereka bilang, minus 1 itu belum butuh pakai kacamata. 

Kedua, baru saja terjadi kemarin. Ceritanya, saya ingin membeli pocket wifi. Saya pergi ke dua provider. Yang pertama, saya tidak dapat. Tapi mereka menjelaskan detail paket data yang mereka punya. Jujur mengatakan tidak ada yang saya cari. Lantas, mereka merujuk ke satu provider yang menyediakan pocket wifi dengan paket data unlimited. Yang merupakan provider saingan. Istilahnya, saya pergi ke Telkomsel, tapi saya malah dirujuk untuk ke Indosat. Lantas saya pergi ke provider yang ditunjuk. Saya ditanyakan alasan menggunakan pocket wifinya. Karena saya pegang hape dan nomor Jepang. Biasanya orang asing membeli pocket wifi karena tidak mau membeli nomor jepang (yang memang harus dengan hapenya). Saya katakan ingin menggunakannya di komputer di rumah.

Yang membuat saya amajing sekali adalah, staff provider tersebut mengecek alamat saya di komputer. Lantas bapaknya dengan jujur bilang bahwa area tempat tinggal saya sinyalnya kurang bagus. Karena area saya ada di batas antara 2 tower. Sehingga sinyalnya akan timbul tenggelam dan tidak stabil. Mereka dengan jujur mengatakan seperti itu. Padahal, bisa saja mereka memproses saya untuk beli wifi demi keuntungan mereka. Tapi mereka peduli tentang kenyamanan pelanggan dan menghindari pelanggan complain. Maka mereka jujur mengatakan dari awal bahwa area saya sinyalnya jelek. Sesuatu pelayanan yang di Indonesia serasa jarang sekali ditemukan.

Ah..padahal Indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang ramah. namun, ternyata tidak dalam pelayanannya.

Ada yang mau menambahkan servis di Jepang? Atau ada yang mau berbagi pengalaman?? Boleh banget di bagikan :)





EmoticonEmoticon