Tuesday, April 16, 2013

Cinta Kita Terhalang Syahadat : Chapter 3 - Miss Independent, my Lovely Senior

Pagi yang cerah, ups tak terlalu cerah karena mendung membayangi matahari pagi ini. Tapi tetap saja cerah bagiku. Bukan apa2 sih, hanya hari ini adalah hari yang aku tunggu.
Hari ini adalah hari berkumpulnya orang2 dari berbagai jurusan pada satu divisi di universitas. Saatnya untuk mempresentasikan hasil penelitian per tiga bulan. Dan biasanya akan memakan waktu seharian penuh. Membosankan sangat, apalagi jika mendengar para mahasiswa asing mempresentasikan hasil kerjanya, sama sekali tak mengerti -_-
Tapi, sejak 4 bulan yang lalu, aku sangat menantikan hari ini. Pastinya aku akan bertemu dengan dia.

Kuperkenalkan, dia seniorku, dia masuk menjadi mahasiswa baru untuk jenjang yang lebih tinggi dariku. Orangnya aktif, aktif berlari di koridor dan sering kena tegur para sensei untuk tidak berlari di koridor. Sangat ekspresif, memaparkan presentasi dengan penuh percaya diri dan senyum lebar, tapi setelah akhir diskusi dan gagal mengulas alasan, dia akan sangat depresi. Tapi itu terlihat sangat cute dan manis. Aku suka menatap matanya, besar dan bercahaya indah sekali.

Satu yang kusuka darinya adalah bahwa dia itu wanita yang sangat mandiri. Karena itu aku sering memanggilnya miss Independent. Seperti lagu Ne Yo kesukaanku, kudedikasikan untuknya.

Aku, bukannya sombong sih, tapi sebagai seorang atlet yang memperkuat tim softball di universitas, aku cukup populer di kalangan wanita. Aku menyadari itu, karena banyak sekali wanita yang mengajakku jalan, bahkan mengajakku berpacaran. Wanita disini memang lebih aktif dari pria, tapi aku tak terlalu suka dengan itu. Banyak pula yang aku abaikan. Atau mungkin karena sekarang aku punya target, seniorku yang menarik.
 *******

Bagaimana tidak menarik? Jika tiap hari melihat tingkah lakunya yang membuat senyumku dan bahkan tertawaku terlepas hingga terbahak. Ada saja tingkah konyolnya, seperti saat menirukan cara bicara senseinya dengan gaya yang konyol kemudian secara tiba-2 sensei itu muncul dari balik ruangan sebelahnya. Dan dia dengan muka yang sangat terkejut hanya meringis dan kabur seketika. Atau ketika seminar berlangsung, disaat orang lain serius mendengarkan pembicara, dia malah asyik membuat origami sambil bersendandung lirih. Tapi ku akui dia adalah wanita yang sangat cerdas.

Tak ada wanita yang ku kenal semandiri dia. Dia datang ke tempat yang baru dan sangat jauh dari rumahnya sendirian. Mengurus segala sesuatunya sendirian, pergi kemanapun juga sendiri, dan jarang aku mendapati dia meminta bantuan orang lain. Padahal, teman2nya itu sangat banyak.

Seperti minggu lalu, pada seminar bulanan ini dia ditugaskan menjadi koordnator. Itu artinya dia harus menyiapkan copy modul dan materi berikut menyiapkan tempat dan perlengkapan presentasi. Lima menit sebelum masuk ke ruang seminar dia dengan tenangnya melenggang di koridor sambil mengangkat tumpukan modul dan materi hampir setinggi kepalanya, tangannya mengapit 2 tas laptop dan LCD. Dan masih juga temanku berbuat usil dengannya, diberinya CD materi miliknya, dan tahu bagaimana seniorku itu membawanya?? Digigitnya kotak CD itu. Tak habis pikir aku, tapi aku selalu suka membiarkannya melakukan itu, karena dia pun tak pernah meminta untuk dibantu.
*****
Haaaahhh......kutengok foto orang-orang satu divisi, kulihat wajahnya yang muncul di tengah, lagi2 senyumku membangkitkan semangatku. Dan bergegas aku menuju ke kampus. Tak sabar aku bertemu dengan dia.

Benar saja kan, begitu aku masuk ke ruang laboratoriumnya untuk mengambil alat dari temanku yang satu ruang dengan dia, dia sedang sangat ribet sekali mengurus untuk presentasi kerjanya bersama teman2 mahasiswa asingnya.

Kutinggalkan dia dan ruangnya untuk mengurus kerjaanku sendiri. Sejenak melupakannya, namun senyum ini tak mau lepas dari bibirku.
Tiga puluh menit berlalu, dan sensei ku memanggil untuk berangkat ke ruang presentasi.
Aku membuka pintu ruang laboratoriumku dan kulangkahkan kaki ke arah toilet. Di depan ruangannya aku bertemu dia dan rombongan mahasiswa asing. Saat aku tersenyum menyapa mereka dan berlalu ke toilet, tiba-tiba saja dia menoleh dan berteriak,

" Junpei!!!!! Awas ya kalau hari ini kamu menertawaiku!! " sambil mengepakan tangannya kearahku
Aku tersenyum lebar dan tertawa, " Hahaha selamat berdepresi ria, senpai!! " dan berlalu ke arah toilet.

Kudengar dari belakang, dia berbicara dengan nada kesal pada temannya.
" IIiihhhh aku kesal dengan dia!! Selalu saja tersenyum mengejek kalau ketemu aku. Pengen aku pukul dia"
" Sudah sudah biarkan saja, dia memang seperti itu, sok cool " sahut temannya

Dan aku hanya bisa tertawa kecil mendengarnya. Sebenarnya cukup terkejut mendengarnya berbicara denganku. Tak kusangka, dia tau aku selalu memperhatikannya. Tapi....aku tidak mengejekmu seniorku sayang..... Aku benar-benar menantikan presentasinya setelah ini, apa yang akan terjadi setelah ini?? Hmmm.....semoga menjadi sesuatu yang baik untukku.


EmoticonEmoticon