Wednesday, October 5, 2016

Mario Teguh, Deddy, Ario Kiswinar dan Resolusi Kepala 3

Akhir2 ini sedang hangat2nya berita tentang Mario teguh yang dituduh menelantarkan anaknya yang bernama Ario Kiswinar. Nggak usah saya kasih link, semua berita dari berita terverifikasi sampai berita abal2 provokator juga sudah ada. Hingga Deddy Corbuzier yang notabene bukan siapa2 tampil bak pahlawan bagi Ario. begitu setidaknya kata media

Saya bukan haters keduanya. Namun, saya hanya sedikit ingin melihat kasus ini dari segi pandang yang berbeda.

Tentang Mario Teguh. Oh..kita begitu paham betul siapa beliau. Motivator top dengan harga selangit. Semenjak kasus Ario Kiswinar mencuat di publik, orang mencibir tarifnya. Namun, orang banyak lupa, bahwa motivator lain seperti Tung Dasem Waringin, Andrie Wongso dan sebangsanya juga bertarif tidak jauh beda dengan Mario Teguh. Tentu saja hidup para motivator itu sangat bergelimangan harta. yang kita tahu adalah incaran pihak2 yang iri dengan kesuksesan. Tak dipungkiri, meskipun yang iri adalah adik kandungnya sendiri.

Sebentar, saya tidak ingin mencampuri masalah keluarga Mario Teguh. Namun melihat dari berita dan video2 yang tersebar, membuat saya sedikit geram. Ah, publik ini seolah melupakan hal yang terjadi di sekitarnya. Coba lihat ke keluarga sendiri. Benarkah saudaramu tiudak ada yang iri dengan pencapaianmu? Lha wong untuk orang nggak sukses macam saya saja masih sering dimusuhi adik koq. Adik saya itu kadang ngeselin, apalagi kalau sudah mulai ngadu dan menghasut orang tua kalau lagi kesal dengan saya. Bisa bikin saya pusing karena kebanyakan nangis. Itu adalah dari segi hidup saya yang termasuk di tingkat orang tidak sukses. Lha ini, Mario teguh lho....

Kemudian tentang Ario Kiswinar. Media menggadang2 dia sebagai "Anak yang Ditelantarkan". Pertama kali mendengar beritanya, saya pikir Ario Kiswinar itu adalah seorang anak umur dibawah 17 tahun yang mungkin adiknya Marco Teguh, dan ditelantarkan karena merupakan hasil hubungan gelap Mario teguh dengan wanita lain. Lha koq ketika saya kepo, ternyata orangnya lebih tua dari saya. 31 satu tahun. Wah mas.....malu sama kumis.

Kenapa saya bilang Ario Kiswinar harusnya malu sama kumis?

Begini. Saya belum 30 tahun, meski beberapa tahun lagi menginjak kepala 3. Tapi, dalam hidup saya, yang seorang wanita ini, saya mempunyai prinsip untuk bisa hidup sukses lepas dari bayang2 orang tua. Dan saya punya segudang target yang harus saya capai sebelum umur 30 tahun. Karena bagi saya, begitu menginjak umur 30 tahun, saya harus sudah bisa berdiri sendiri, membiayai kuliah 2 adik saya sampai S3 kemudian bisa membawa ibu berobat ke jepang, dan mengoperasikan mata adik saya. Disamping target untuk menikah tentunya.

Begini, Mas Kiswinar, dengan tidak mengurangi rasa hormat untuk para penggemar Mas Kiswinar. Masnya lho, sudah lebih tua dari saya. Masak nggak malu ngemis pengakuan anak dari bapak? Kalau saya diposisi masnya, saya nggak butuh pengakuan dari Mario teguh. Karena laki2 harus punya harga diri tinggi. Alih2 saya mengemis ke media bahkan curhat ke Deddy Corbuzier yang bukan siapa2, lebih baik saya sukseskan diri saya, kemudian suatu saat nanti, saya akan datang kepada ayah ketika ayah sudah mendekati sekarat. Dengan kasih sayang, saya akan merawat ayah seperti ayah merawat saya ketika kecil. Seperti yang ditunjukkan di foto2 mas Kiswinar waktu kecil kan?

Ah tapi Mas Kiswinar mungkin punya rencana lain dengan itu. Tapi apapun itu, semoga masalah kalian akan segera teratasi.

Terlepas dari itu semua, menjadi pelajaran penting bagi saya bahwa, umur 31 tahun, seorang laki2, tidak menjamin bahwa dirinya dewasa. Dan seorang Motivator juga belum tentu sempurna hidupnya. Karena beginilah hidup. Tempaan, ujian, cobaan, pujian dan sanjungan akan membentuk karakter hidup kita. Apakah kita akan hidup sebagai pribadi yang lemah lembut, rendah hati, atau pun tinggi hati. Hidup adalah pilihan dari tempaan keadaan yang menerpa kita. Apapun itu, bahwa masalah akan selalu ada.

Dan kasus Mario teguh dengan Kiswinar yang dipanaskan oleh Deddy Corbuzier ini, sepatutnya untuk kita hentikan keingintahuan kita. Biarlah itu menjadi masalah mereka dan hidup mereka. Kita punya hidup sendiri yang lebih patut untuk diperhatikan. Sudah, itu saja. Kembalilah bekerja. kembalilah kepada kaca kaca hidup kalian. Sudahkah sempurna?


EmoticonEmoticon