Friday, March 20, 2015

Tuhan Maha Kaya, kenapa hanya minta sedikit?

Lama banget nggak nulis tentang pengalaman. Kali ini saya ingin berbagi tentang pengalaman hebat saya berkomunikasi dengan Tuhan. Dan bagaimana Tuhan menjawab semua pertanyaan2 saya.

Minggu lalu, saya mendapat PENGUMUMAN RESMI dari office fakultas (bukan sekedar spekulasi dan spoiler orang2 yang selama ini sok2an tahu --- yang akhiirnya membuat kebanggaan saya runtuh), bahwa saya mendapatkan beasiswa MEXT (monbusho). Bolehlah orang bilang, saya sudah di plotkan, saya mendapat itu karena teman saya (bisa dikatakan saingan untuk itu) mengundurkan diri, saya mendapat itu karena rekomendasi sensei dan lain sebagainya. Tapi saya, dalam kenyataannya, menulis aplikasi sendiri, melaju ke interview dari fakultas hingga universitas. Dengan tanpa harapan sama sekali untuk keterima. Karena saya....pasrah.

Iya, pasrah. Kepada Tuhan saya memasrahkan semua hasilnya. Saat pertama saya mendapat informasi pembukaaan aplikasi beasiswa itu, sejak itu pulalah saya memasrahkannya kepada Tuhan. Yang saya lakukan, adalah berkomunikasi denganNya, " Ya Allah, jika ini adalah rejekiku, maka lancarkanlah prosesnya. Namun jika ini bukan rejekiku, maka ikhlaskanlah hatiku untuk menerimanya dan berikan aku jalan lain agar selamat".

Begitu saja?
Tidak, ternyata berdoa saja tidak bisa dengan cepat mengabulkannya. Saya belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu, kita harus rela berkorban. Dan untuk mendapatkan sesuatu dari seseorang pun, kita harus juga melakukan sesuatu sebagai gantinya. Tidak ada yang cuma2 di dunia ini. Begitu juga dengan hubungan kita dengan Tuhan. Berbuat baik, beribadah dengan baik, dan berfikiran baik. Saya belajar tentang itu, dan sedikit demi sedikit saya terapkan. Demi. ini semua demi. Demikian.

Tuhan Maha Baik. Tuhan Maha Pengampun. Maka Tuhan memberikan keikhlasan yang luar biasa ketika saya "dikerjai" bahwa kabar pertama saya tidak menerima. Saya cuma bilang " ah ga masalah, berarti harus part time lebih keras lagi". Namun ketika kemudian setelah tahu yang sebenarnya, saya hanya bisa bilang "Masyaa Allah", sungguh keagungan Tuhan. Karena saya melewati prosesnya, saya cocokkan dengan doa saya. Cocok. Saya terdiam sejenak sebelum kemudian tersenyum dan bersujud, bersyukur karena Tuhan begitu baik pada saya yang kotor dengan dosa ini.

Terlebih, ketika saya berbicara pada supervisor saya kemarin, saya berterimakasih telah merekomendasikan saya. Karena saya mendengar dari banyak orang begitu. Ternyata supervisor saya berkata lain. Dia bilang "recomendation wa zen zen kankenai yo (nggak pakai rekomendasi ya). Itu murni usahamu sendiri.". Terima kasih Tuhan, hati saya sediki tenang untuk itu.

Sebenarnya, pasca interview terakhir, saya sempat galau. Saya dengan ambisi pribadi saya yang terpendam hampir selama 3 tahun ini untuk menjadi seorang Plant Scientist spesialisasi kultur jaringan dan rekayasa genetika, berfikir untuk berpindah saja dari sini. Segala cara saya coba, segala universitas saya hubungi, banyak profesor saya kirimi email. Karena saya merasa muak dengan sekitar saya yang sebahasa, yang meng-underestimate- saya tentang yang saya jalani. Terlebih bahwa saya sudah setingkat ini, paling tidak saya ingin ada sebuah kebanggaan jika saya bisa menjalani apa yang saya suka dengan baik.

Lagi2, Tuhan berkehendak lain dengan keinginan saya. Ketika saya memasrahkan pada Tuhan, "Ya Allah, jika disini adalah tempat terbaik bagiku, maka aku mohon bantulah aku untuk mengerti semuanya, bantu aku untuk terbuka pikiranku, agar aku cepat mengerti tentang apa yang aku kerjakan. Namun jika ini bukan tempat terbaik bagiku, mudahkanlah aku keluar dari sini".

Ketika saya hubungkan dengan doa saya pertama, cocok. Tuhan bersabda inilah jalan terbaik bagiku. Maka ketika sebelumnya mata ini seakan tertutup oleh segalanya tentang apa yang saya kerjakan, perlahan2 terbuka lebar. Satu persatu, pertolongan Tuhan datang dengan tepat sasaran melalui tangan2 manusia yang baik. Begitu saya mencari paper tentang bidang yang sedang saya kerjakan ini, langsung tertuju pada hal yang memang saya inginkan. Dan itu dulu sebelum saya pasrahkan, sama sekali nggak terlihat di mata.

Tentang ambisi saya, saya jadikan bahan tertawaan untuk diri saya sendiri. Karena ya, I can't escape anymore. Tapi, ambisi tetap ambisi, who knows? Siapa tahuTuhan berbaik hati pada saya nantinya :)

Tapi untuk saat ini, saya jadi tahu, bahwa ini adalah jalan yang Terbaik untuk saya. Suka atau tidak suka, percayalah, Tuhan Maha Tahu segala yang tidak kita tahu. Yang harus saya lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengecewakan Tuhan.

 Tuhan Maha Kaya, kita bisa minta apapun yang kita inginkan. Lalu, kenapa kamu masih mintanya sedikit? Minta lah yang banyak, tapi jangan lupa, bahwa untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan, kita harus memberikan sesuatu kepada Tuhan juga. Berbuat baiklah pada Tuhan, maka Tuhan akan berbuat jauh lebih baik untukmu.


Credit to : Pak Mario Teguh

3 comments

mba maaf setelah baca kayanya ada yang ga "sregg" , bukan maksud apa - apa tapi kalau Tuhan itu berfirman , kalau sabda itu nabi gomenasaiiii >.<

Terus semangat dan berjuang mba , be what you wanna be don't be what people wanna see
Insyaallah aku juga pengen jadi scientist , ilmuwan , peneliti untuk membanggakan semuanya ..


EmoticonEmoticon