Thursday, January 8, 2015

Ketika Aku Pulang ke Indonesia (Bagian Keempat)


Akhirny ketemu juga dengan ponakan saya, Jenar. Sejak ibunya hamil sampai jenar 2 tahun belum pernah ketemu. Beruntung pas menyambangi rumah bude saya, ketemu dengan si centil ini dan ayahnya. Ssayang ga ketemu kakak saya. Juga belum ketemu Dwi, tantenya jenar, teman saya menggosip kalau lagi ngumpul

Budeku, udah terlihat tua sekarang. Hidup sendiri di rumahnya yang sekarang berubah menjadi kos2an. Sehat2 ya bude... Aku bisa melihat garis kerasnya kehidupan dari wajahmu

Rumah Embah Wetan, rumah ibu waktu kecil. Kini ditempati tante saya, adiknya ibu yang pengais bungsu. Suka duka waktu saya kecil hingga sebelum embah meninggal terukir manis di rumah ini. Betapa nakalnya saya dulu. Masih ingat dengan jelas, saya pakai rok mekar, berenda2 dan baju lengan mekruk ala princess dan sepatu cewek dengan kaos kaki berenda, dengan santainya memanjat pohon rambutan di belakang rumah waktu lebaran. 

Satu hal yang kurindukan dari masa kecil saya adalah ini. Wafer khong guan. Tiap rumah yang ada kaleng khong guannya, pasti saya ambi wafernya haha

Sirup legendaris. Aku suka sirup ini. Ga nyangka, di jaman yang persaingan produknya ketat sekali, produsen Niki Sari masih setia dengan sirup frambozen nya

Pohon coklat di belakang rumah bude tatik. Jaman keci dulu, selalu bertanya, kenapa ini disebut pohon coklat? Buahnya kan warna putih. Apa coklat itu berasal dari buahnya yang berserat itu? Gimana cara membuatnya?
Dan kini, setelah kuliah 6 tahun di agronomi, saya bisa menjawab sendiri pertanyaan2 saya di masa kecil

Ngintip kamarnya adekki. Terpampang fotoku juga ihihi

Ini dia si pemilik kamar, Anney Aghits Nafa'atiz Zakiyya. Susah ngeja namanya, cukup panggil Nafa

Aku lupa apa nama bunga ini, tapi waktu saya kecil, saya sering memetik bunga ini dan menghisap madunya
Chi, kucing hitam keluarga kami, kalau tidur maunya sama adekku, 

Cinta ibu kepada anakknya itu sungguh luar biasa. Ibu selalu tak pernah lupa masak oseng2 usus kesukaanku. Kali ini tanpa kemangi, biasanya ada kemangi. Setelah samping rumah dibeli orang dan didirikan salon kecantikan, lahan kemangi punah. Ibu ga pernah masak pakai kemangi lagi. Tapi tak apa, aku disini bisa masak pakai daun basil, rasanya sama seperti kemangi

2 comments

Eh itu bunga apa namanya, dari kemarin aku nyari nama bunga itu tapi belum nemu,, huhuhu

wah saya juga lupa mas nama bunganya, maaafffff


EmoticonEmoticon