Sunday, October 20, 2013

Sekali-kali, Dosen juga Perlu "Ditampar"

Berbekal banyak sekali pengalaman pribadi, curhatan, dan interview banyak narasumber, maka saya memberanikan diri untuk menulis ini.
Sedikit mengulas hal yang berkaitan dengan kehidupan mahasiswa, terutama yang sedang berjuang mengalahkan skripsi, tugas akhir, tesis atau semacamnya.



Sudah menjadi rahasia umum tentang tipe2 dosen yang dikenal lekat dengan mahasiswa.
Ada tipe dosen yang baik, dosen killer, dosen super sibuk dll. Tapi setiap dosen itu pasti memegang tanggung jawab untuk meluluskan anak didiknya dengan hasil yang sebaik mungkin. (yeeeeeeeeyyyyyyyy - sorak para dosen)

Sebagai mahasiswa, kita sering merasa dosen tak pernah mau tau tentang kehidupan kita. yang habis putus cinta lah, ditolak lah, bokek lah, laporan banyak lah dll. Pasti kalau sudah menghadapi kata KONSULTASI, bawaannya stress terus.
Tapi, kalau kita cermati lebih jauh, dosen itu juga gak kalah ngenes nya dari mahasiswa lho.
Mulai dari ngurus keluarga, ngurus penelitian, ngurus proyek, ngurusin orang bagian administrasi yang kadang semena2, gajinya dikit, eh masih juga ditambah ngurus mahasiswa yang bandel2.  (hmm hmmm - para dosen mengangguk2)

Nah, ada masa dimana kita sebagai mahasiswa awam dalam tulis menulis ilmiah, akan melakukan konsultasi. Skripsi misalnya. Kita dengan pede mengajukan tulisan kita, sebut saja Draft 1, dengan tebal kurang lebih 40 halaman ditulis selama 3 bulan 60 malam. dengan bergadang2, pacar jadi korban, kena serangan maag, rambut lusuh, brewokan dimana2, yang cewek jadwal menstruasi kacau dll. Seminggu kemudian si bapak atau ibu dosen manggil kita nih. Katanya suruh revisi. Beliau tulis letak revisiannya dimana aja.

Ok, kita masih semangat revisi. Minggu berikutnya kita ajuin lagi Draft 2 dengan perubahan revisi dari Draft 1. Minggu depannya, si dosen nyuruh revisi lagi. Cukup. Sampai draft 5 pasti semangat kita akan terus menurun, apalagi kalau revisiannya sampai draft 10. tapi kita merasa ada yang janggal. Koq lama2 dia mintanya jadi balik lagi kayak revisian di Draft 2 ya?

Atau, lain kasus, si dosen ngerevisinya pendahuluan aja, sampe 5 kali revisi, baru pindah ke tinjauan pustaka. daru pindah ke bab yang lainnya. Makan waktu banget gak sih??? Kita udah mikir kalau yang lain enggak ada masalah, eh ternyata direvisi lagi. Belum lagi kalau tiba2 udah sampe daftar pustaka di revisi, ternyata pendahuluan masih ada yg harus ditambah. (brak!!! - suara mahasiswa mbanting meja)

Pernah ngalamin ini kan?? Pastinja donk.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

Bahwa dosen, sama seperti mahasiswa, adalah manusia2 biasa yang mempunyai masalah dan kehidupan yang sama. Seperti yg dijelaskan di atas, dosen juga punya masalah keuangan, malah lebih parah. keluarga, anak. bandingkan dengan mahasiswa, yang cuma taunya semua ada, orang tua menyubsidi, cinta dan pacaran, ngegame. Kalau kita renungkan, ternyata, dosen juga sama kayak kita ya....malah mungkin lebih berat.

Jadi, mood mereka juga berubah. Minggu ini sedang bahagia, bisa saja revisi kita banyak, karena dia semangat sekali mengoreksi. Minggu depan, moodnya berubah lagi, mungkin dosen ingin kita klembali nulis seperti beberapa minggu lalu. minggu depannya lagi berubah lagi moodnya, dia gak mau seperti yang minggu lalu, buat tulisan baru lagi dan seterusnya.

Lantas bagaimana cara menghadapinya??

Nah, berbekal pemahaman dan pengertian itulah, kita menghadapi dosen dengan cara yang halus.

Ikuti saja kemauannya, keinginannya. karena untuk urusan penulisan ilmiah, kita jelas tidak ada pengalaman. Kita jelas tidak ada panduan yg pasti kemana arah tulisan kita. Jadi tidak ada cara lain selain, merendahkan diri kita untuk mau menerima bimbingan dari dosen. Tinggalkan sejenak keidealisme kita, tinggalkan sejenak emosi kita, pusatkan pikiran kita dengan penulisan saja. jangan ambil kata2 kasar dosen, jangan ambil kata2 yang merendahkan semangat kita, ambillah sarannya, ambillah perintahnya.

Dengan begitu kita bisa lolos untuk lulus dengan cepat.

Nah, ini ada satu TIPS untuk MENAMPAR dosen :

1. Biasakan dirimu untuk membuat copy atau salinan file dari tiap2 file draft revisian.

2. Rename file2 tersebut sesuai dengan tanggal revisi kamu. Misal tanggal 18 januari mau ketemu, kamu namakan file nya skripsi1801.doc kemudian setelah disuruh revisi, kamu ketemu lagi tanggal 2 februari maka bikinnya file berikutnya skripsi0202.doc dll

3. Biasakan untuk tetap menyimpan file sebelum revisian. Jangan pernah menyimpan di file yang lama. dan jangan hapus file yang lama. Bodo amat kalau kamu sampai 100 kali revisi, kamu punya 100 file skripsi.doc

4. Usahakan kasih warna merah untuk bagian yang direvisi pada file lama. sehingga nampak oleh kamu mana yang sudah direvisi.

5. Biasakan untuk selalu membawa file2 lama (entu yang ada tanda merahnya) setiap kali berkonsultasi.

Strategi inilah yang bisa kamu gunakan untuk menampar dosen kamu, jika dosen kamu mulai bertingkah macem2 dalam penulisan skripsi kamu. Kamu bisa menunjukkan bagian mana yang direvisi, dan seperti apa revisiannya. Nah jika dosennya minta balik ke revisian sebelumnya, kamu bisa bilang "Bu, ini kemarin ibu sudah minta nulis seperti itu, tapi ibu minta ubah lagi jadi seperti sekarang"

Itu dosen pasti bakal merasa tertampar. Trust me, it works!!!

Selamat menulis skripsi, selalu semangat dan selalu hormat dengan dosenmu. Bagaimanapun juga, mereka adalah orang yang lebih tua dan berpengalaman dari kamu ^_^

HIDUP MAHASISWA!!!!

NB : Artikel ini ditujukan bukan bermaksud menghina para dosen. tetapi sebagai refleksi diri saja akan apa yang telah kita lakukan. Dan sebagai pengingat bagi para calon dosen, termasuk saya. CMIWW!!!


10 comments

hehe makasiiih cantiiiikkkk *cium-cium*

aiiih makasiiiii tommyyyyyy muah muah haha

hai salam kenal, ceritanya lucu. hehehe
kalo saya biasanya menulis dengan menggunakan feature "track changes"nya ms word. jadi ngak perlu buat file baru setiap kali ada perubahan karena perubahannya disimpan didalam file tersebut.
http://achmad.glclearningcenter.com

As Wr Wb . . . .Salam dari Pak Supriyono SMA Negeri 7 Purworejo. Selamat dan sukses selalu untuk Mbak Ai ( Diana ). Kalausdh rampung S2, ambil saja S3 lebih mantap dan bawa semua ilmu yang anda serap di "Negeri Sakura" untuk mengembangkan generasi muda ( mahasiswa ) Indonesia di masa mendatang. Amiiiin.Jangan lupa kalau ada liburan mampir ke toko "Sekar Tanjung".dan mampir ke SMA Negeri 7 Purworejo, tapi saya akhir tahun 2014 ini sudah pensiun. Selamat berjuang dan tetap semangat sperti dulu naik sepeda keliling Purworejo. Wassallam.

makasih banget masukannya mas hehe. saya masih benar2 hijau soal dunia per-blogger an. bahasanya juga seenaknya aja. Masih perlu belajar banyak ini hehehhe

Waalaikum salam, pak Pri..apa kabar?? Semoga bapak sehat2 selalu ya pak. Insyaa Allah pak kalau masih diijinkan untuk nyambung ya nyambung, kalo belum ya nanti pulang menggantikan pak Pri di SMA 7 hehehe. Siap pak, insyaa Allah pasti mampir ke Sekar Tanjung. Bapak...koq cepat sekali pensiunnya, rasanya baru kemarin diajar prinsip2 ekonomi sama Bapak hehe. Bapak sehat selalu ya pak, semoga Sekar Tanjung makin sukses. Salam untuk Bu Pri dan semua Guru2 SMA 7

Sudahkah mengalaminya nduk??? Hihi


EmoticonEmoticon