Wednesday, September 11, 2013

Jamu Go International

Jamu. Pic. from Hotel Santika Tasikmalaya doc


Jamu...siapa sih yang orang Indonesia yang gak kenal istilah Jamu? Kalo sampai ada yang gak kenal berarti dia pasti anak 4L4Y. Mungkin bahkan anak alay aja tau jamu loh.

Sekedar cerita saja, jaman saya kecil, saya dan adik saya yang perempuan dibiasakan oleh ibu saya minum jamu daun pepaya yang pahitnya minta ampun. Saya nurut, adik saya selalu kabur. Kata ibu, supaya kami doyan makan. Tapi lucunya, adik saya yang suka kabur gak mau minum jamu daun pepaya, malah tumbuh subur melar binti gendut. Sedangkan saya kerempeng kurus kering langsing sedikit. Nah...sekarang saya jadi berpendapat untuk peneliti : coba lakukan penelitian mengenai khasiat sebenarnya dari daun pepaya hahaha.

Jamu itu apa?

Jadi, buat kamu yang mungkin adalah keturunan blasteran dengan minim pendidikan tentang ke-pribumi-an Indonesia, saya jelaskan sedikit tentang definisi JAMU.
Jamu merupakan obat herbal tradisional aseli dari Indonesia yang terbuat dari bahan2 alami seperti dedaunan, akar2an, batang atau seresahan, bisa jadi dari bagian binatang seperti empedu dan sebagainya.

Di dunia, sebenarnya banyak sekali ramuan dan macam obat herbal tradisional. Seperti di China yang sudah terkenal di seluruh dunia, bahkan lebih ekstrim lagi ada ramuan herbal China yang berasal dari janin bayi yang baru lahir. Di Jepang, Eropa bahkan Amerika sekalipun ada minuman2 semacam jamu. Tapi, mengapa jamu itu seperti istimewa sekali? Karena bahan baku pembuatan jamu itu khusus dan berasal dari rempah2 yang tersebar luas di Indonesia yang tentunya jarang ditemukan di negara lain. Berikut ada sedikit gambar yang menjelaskan apa itu jamu, ditulis oleh Christine Tuschinsky pada Soc. Sci. Med. Vol. 41, No. II, pp. 1587-1595, tahun 1995

Menurut Tucshinsky juga, bahwa dalam pengertian bangsa Barat, jamu itu bukanlah obat tradisional. Melainkan sebuah suplemen makanan, obat kuratif dan obat profilaksis yang tergabung dalam satu ramuan.

Jamu Go International

Tapi, saya tidak mau membicarakan atau membahas mengenai Jamu itu apa,  komposisinya, khasiatnya dan sebagainya. Sudah terlalu mainstream sekali. Kali ini saya akan membahas tentang pamor Jamu Indonesia di kancah internasional. Biarin aja, bukan cuma Agnes Monica yang bisa Go International, JAMU juga bisa.

Pertama kita mulai dari iseng penelusuran saya di Science Direct, sebuah situs jurnal online berbayar yang kebetulan saya bisa akses free dari komputer saya. saya temukan baru 3 jurnal yang membahas tentang jamu. 2 merupakan penelitian dan 1 merupakan pengantar editorial. Lumayan deh.
Science Direct
Kemudian mari beralih ke Artikel yang diterbitkan oleh majalah Time pada tahun 2012. Berkisah tentang penelitian yang dilakukan seorang jurnalis asal irlandia, Susan jane-Beer setelah meminum jamu selama 3 hari dan akhirnya sakit yang di deritanya berangsul sembuh. Dalam artikel tersebut juga disebutkan bahwa orang barat berusaha menghancurkan kanker tetapi turut pula menghancurkan tubuh orang tersebut. Namun, jamu tidak seperti itu, jamu membuat tubuh orang yang meminumnya menjadi sehat.

Artikel Jamu di majalah TIME tahun 2012

Lanjut kita ke Springer, salah satu provider Jurnal Online semacam Science Direct juga.
Ternyata artikel tentang Jamu dan konten terkait di dalamnya (Medical Herbal dari Indonesia atau Melayu) ada sekitar 127 artikel.
Jamu di Springer Link

Ok cukup sekian saja penelusuran saya hari ini.

Kesimpulannya apa?

Jadi, bahwa orang barat dan peneliti2 pun tertarik mempelajari khasiat Jamu. dari banyaknya artikel (dalam hal ini merujuk ke jurnal), atau artikel ilmiah yang berdasarkan penelitian, dikatakan bahwa jamu memang berkhasiat dan sehat. Berdasarkan penelitian nyata, buakn sekedar omongan atau pendapat dari penulis semata lho ya.

Jadi...untuk apa lagi ragu dan gengsi gak mau minum jamu?? Orang bule aja minum jamu, masak pribumi enggak? Lagian, jamu itu murah bu....gak perlu ke Singapore buat operasi kanker, cukup minum jamu herbal, sehat, murah dan bergengsi.


Referensi :

Tucshinsky, C. 1995. Balancing Hot and Cold -- Balancing Powwer and Weakness : Social and Cultural Aspect of Malay Jamu in Singapore. Soc. Sci. Med. Vol. 41, No. II, pp. 1587-1595. Elsevier
http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection
http://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journal,
http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brc-info/501-info-jamu-as-world-cultural-heritage-2013,

 dan masih banyak lagi pas googling



1 comments so far

This comment has been removed by the author.


EmoticonEmoticon